Jumat, 28 Juli 2017

WESEL TAGIH



KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa  atas
berkat, kasih, dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini
dengan baik. Penulis telah berupaya besar untuk menyeesaikan karya ilmiah ini,
namun demikian penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini belum sempurna.
Oleh karena itu, penulis dengan senang hati dan menyambut baik adanya kritik
dari saran dari pembaca untuk membangun dan menyempurnakan karya ilmiah
ini. iranya tulisan sederhana ini memberi manfaat yang sangat berharga untuk menambah kepustakaan yang membahas topik “Wesel Tagih”.
Dan bisa menjadi sebagai bahan pelajaran untuk menambah ilmu pengetahuan yang dapat bernilai ilmiah.

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ………………………………………………... i
DAFTAR ISI ....................................................................................…. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .........................................................................….. .1
1.2.Rumusan Masalah ..................................................................…….. 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................…. …………2
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1. Pengertian Wesel Tagih ............................................................….. 3
2.2. Macam - Macam Wesel.…........…............................................…...5
2.3. Karakteristik Wesel Tagih ...........................................................…7
2.4. Pencatatan Wesel Tagih ...................................................................9
2.5. Perlakuan Akuntansi Terhadap Wesel Tagih.................................. 10
2.6. Penilaian Wesel Tagih ................................................................…13
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan ................................................................................. 19
4.2. Saran ............................................................................................ 19
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………..20



BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang
Piutang dalam suatu lingkup usaha merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Piutang terjadi sebagai akibat dari penjualan barang atau jasa secara kredit kepada pelanggan. Pemberian  jangka waktu kepada pelanggan untuk melunasi kewajibannya merupakan kebijakan tersendiri dari setiap perusahaan.Pemberian kelonggaran pembayaran kewajiban kepada pelanggan ini dapat menguntungkan dan merugikan perusahaan.Pemberian piutang akan meningkatkan aktivitas dalam suatu perusahaan karena pelanggan diberikan kemudahan atau keringanan dalam membayar kewajibannya kendati sudah mendapatkan barang atau sudah menikmati jasanya. Pemberian piutang ini bisa juga semakin memperbanyak cakupan bisnis suatu perusahaan.Namun disisi lain piutang dapat menimbulakam kerugian. Hal ini berkaitan dengan ketidakpastian dalam pembayaran piutang. Piutang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan karena untuk masa kedepan akan ada kemungkinan debitur tidak sanggup membayar kewajibannya.Oleh karena itu dalam memberikan piutang kepada pelanggan perusahaan juga harus mempunyai bebarapa pertimbangan tersendiri. elain itu perusahaan juga harus mempertimbangkan untuk membuat penyisihan jika terjadi kemungkinan debitur tidak sanggup untuk membayar utangnya







1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka masalah yang ditemukan
dalam pembahasan akuntansi wesel tagih adalah: Penyajian wesel tagih dalam
Laporan Keuangan belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan yang
berlaku.

1.3.Tujuan
Suatu masalah sangat erat hubungannya dengan masalah lain dan masalah
tersebut tidak dapat berdiri sendiri. Mengingat keterbatasan waktu,, tenaga, biaya,
ilmu pengetahuan yang dimiliki oleh penulis, maka luasnya penulisan karya
ilmiah ini hanya dibatasi pada penanganan akuntansi piutang usaha.
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui bagaimana
penyajian piutang usaha yang benar dalam laporan keuangan


BAB II TINJAUAN TEORITIS

2.1. Pengertian Wesel Tagih
 adalah janji tertulis yang tidak bersyarat dari satu pihak kepada pihak lain untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Wesel dibedakan menjadi dua yaitu:
1. Wesel berbunga adalah wesel yang mempunyai tingkat bunga yang ditetapkan.
2. Wesel tanpa bunga adalah wesel yang bunganya sudah termasuk di dalam jumlah
nominalnya sehingga bunga tidak dinyatakan secara eksplisit.
Wesel-wesel ini ada yang dapat dipindahtangankan atau dijual atau didiskonto
kepada pihak lain seperti bank, tetapi ada juga yang tidak bisa dipindahtangankan.
Pendiskontoan wesel akan dilakukan sebelum jatuh tempo. Seperti dalam hal piutang
usaha, maka piutang wesel juga bisa dibedakan menjadi wesel dagang, wesel dari
pegawai dan lain-lain.

 Pada umumnya piutang wesel dapat dikelompokkan menjadi 2 macam, yaitu:
1. Piutang wesel tidak berbunga
2. Piutang wesel berbunga
Piutang wesel berbunga adalah piutang wesel dimana debitor akan dikenai
sejumlah bunga tertentu seperti yang tertera dalam lembar weselnya selama umur
wesel. Sedangkan piutang wesel tidak berbunga adalah piutang wesel yang tidak
bersyarat pembayaran bunga, yang berarti debitor tidak dikenai bunga wesel.



Wesel tagih janji tertulis dari satu pihak kepada pihak lain untuk membayar sejumlah uang tertentu pada tanggal tertentu di masa yang akan datang.
Wesel bayar janji tertulis yg ditandatangani oleh pembuatnya agar pada tanggal yang ditetapkan atau pada waktu yang akan datang dan atas permintaan tertentu membayarkan sejumlah uang.
Akuntansi untuk Wesel Tagih terdiri atas:
1.      Pengakuan Wesel Tagih (Recognation of Note Receivable)
2.      Penilaian Wesel Tagih (Valuation of Note Receivable)
3.      Pelepasan Wesel Tagih (Disposal of Note Receivable)
Unsur-unsur yang terdapat dalam Surat Wesel:
v Nilai Nominal
v Periode Wesel
v Tanggal Wesel
v Tingkat Bunga
v Penulis Wesel
v Penerima Wesel
                                                      









2.2.Macam-macam wesel.
1) Wesel biasa adalah surat wesel di mana terdapat semua pihak yang berhubungan dengan wesel tersebut.
2) Wesel atas pengganti penerbit adalah wesel yang di terbitkan untuk diri penarik sendiri.
3) Wesel atas penerbit sendiri adalah wesel yang diterbitkan oleh penarik, tetapi pihak tertarik adalah pihak penarik itu sendiri.
4) Wesel untuk penghitungan pihak ketiga adalah wesel yang tidak di terbitkan oleh penarik sendiri, tetapi diterbitkan oleh pihak ketiga untuk penarik itu sendiri.
5) Wesel Inkasso adalah wesel yang memberikan kuasa kepada pemegangnya untuk mengih sejumlah uang, sehingga wesel ini tidak dapat di pindah tangankan.
6) Wesel berdomisili adalah surat wesel yang pembayarannya dilakukan oleh orang lain selain dari tertarik dan pembayarannya di lakukan ditempat pihak ketiga
Personil Wesel
Dalam hukum wesel, dikenal beberapa personil wesel, yaitu orang-orang yang terlibat dalam lalu lintas pembayaran dengan surat wesel.
1.      Penerbit, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda trekker, bahasa Inggrisnya drawee, yaitu orang yang mengeluarkan surat wesel.
2.      Tersangkut, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda betrokkene, yaitu orang diberi perintah tanpa syarat untuk membayar.
3.      Akseptan, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda acceptant, bahasa Inggrisnya acceptor, yaitu tersangkut yang telah menyetujui untuk membayar surat wesel pada hari bayar, dengan memberikan tanga tangannya.
4.      Pemegang Pertama. Adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda nomor, bahasa Inggrisnya holder, yaitu orang yang menerima surat wesel pertama kali dari penerbit.
5.      Pengganti, adalah terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda geendosseerde, bahasa Inggrisnya indorsee, yaitu orang yang menerima peralihan surat wesel dari pemegang sebelumnya.
6.      Endosan, berasal dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda endosant, bahasa Inggrisnya indorser, yaitu orang yang memperalihkan surat wesel kepada pemegang berikutnya.
IMG_256
Contoh Wesel
IMG_257

2.3.Karakteristik Wesel Tagih
-Tanggal jatuh tempo
Tanggal suatu promes atau wesel harus dibayarkan disebut tanggal jatuh tempo (due date atau maturity date). Periode waktu antara tanggal penerbitan sampai dengan tanggal jatuh tempo promes atau wesel jangka pendek bisa dinyatakan dalam hari atau bulan. Jika dinyatakan dalam hari maka tanggal jatuh tempo promes atau wesel dinyatakan jumlah hari setelah tanggal penerbitan.  Demikian juga apabila dinyatakan dengan bulan.

-Bunga
wesel menetapkan bunga yang akan dibayarkan untuk periode antara tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo. wesel jangka pendek, yaitu jangka waktunya kurang dari satu tahun maka bunga umumnya dibayar pada saat jatuh tempo.

Cara menghitung bunga
Pada tanggal 1 juli 200, Bank ABC meminjam uang kepada PT DOREMI sebesar Rp 50.000.000 yang akan jatuh tempo satu tahun kemudian. Bunga wesel tagih tersebut adalah 10% per tahun.
Bunga wesel tagih=nilai pokok wesel tagih  xbunga pertahun x masa jatuh tempo
= Rp50.000.000 x 10% x 1 bulan
= Rp 5.000.000

syarat wesel tagih
     perhitungan bunga
ket
10jt,3%,1thn
10jt x 3% x 1= Rp300.000

10jt, 3%,, 5bln
10jt x 3% x 5/12=Rp125.000
1tahun+12 bulan
10it,3%, 60 hari
10it x 35x 60/365= Rp49.315
1tahun= 365 hari













2.4. Pencatatan wesel tagih
Wesel tagih akan dicatat sebesar nilai sekarang (present value) dari arus kas masa
depan yang diharapkan diterima. Nilai sekarang wesel jangka pendek umumnya tidak
berbeda dengan nilai jatuh temponya (jika ada selisih jumlahnya tidak material),
sehingga untuk wesel jangka pendek umumnya akan dicatat sebesar nilai nominalnya.
Wesel tagih jangka panjang dinilai sekarang atau lebih awal dengan tingkat bunga
pasar yang berlaku pada saat wesel diterbitkan. Jika tingkat bunga yang ditetapkan
untuk wesel tagih sama dengan tingkat bunga pasar, maka wesel tersebut terjual
sebesar nilai nominalnya. Tetapi jika tingkat bunga wesel yang ditetapkan tidak sama
dengan tingkat bunga pasar maka wesel tagih tersebut akan terjual dengan nilai yang
berbeda dengan nilai nominalnya. Perbedaan antara nilai nominal dengan nilai
sekarang arus kas yang diterima disebut agio atau disagio.













2.5.Perlakuan Akutansi Terhadap Wesel Tagih

1.Jurnal Saat Penerimaan Wesel Tagih yang Diterbitkan Debetor
Sama seperti piutang usaha, piutang wesel juga termasuk aset keuangan yang dikatagorikan sebagai
Pinjaman yang diberikan dan piutang (loan and receivable) wesel tagih sering tidak memiliki indeks
Di pasaran/ (kuota aktif). Apabila nilai saham terlihat pada indeks di Bursa Efek Indonesia,nilai wesel
Tagih dan bungannya tergantung perjanjian antara kreditor dan debetor.
Masa jauh tempo wesel tagih dapat ≤ 1 tahun ataupun › 1 tahun. Apabila jangka waktu wesel tagih
≤ 1 tahun, boleh diasumsikan tidak ada perbedaan nilai waktu uang (time value of money) saat wesel
Tagih diterbitkan dengan jatuh temponya. Wesel tagih yang memiliki masa jatuh tempo yang singkat dicatat
Sebesar nilai pokok yang dicatat pada wesel tagih tersebut (face value)
Nilai waktu uang adalah perbedaan antara niali uang di masa sekarang dengan di masa yang akan datang.
Perbedaan tersebut disebabkan oleh inflasi yang menurunkan daya beli masyarakat.
Sebagai contoh,beberapa tahun yang lalu uang sebesar Rp.20.000 dapat membeli 1 kg ayam.
Sekarang Rp.20.000 biaya dapat membeli ayam kurang dari 1 kg.

2. Jurnal Saat Pengakuan Pendapatan Bunga
Tidak ada pengakuan pendapatan saat pengakuan awal wesel tagih. Pendapatan  diakui
Seiring berjalannya waktu. Dengan kata lain, perusahaan perlu meng-accrue pendapatan
Dan membuat jurnal penyesuaian setiap akhir periode selama wesel tagih tersebut belum
Jatuh tempo.
3. Jurnal Saat Jatuh Tempo Wesel Tagih
Jurnal pada saat jatuh tempo wesel tagih tergantung kepada apakah wesel tagih tersebut
Dilunasi oleh debetur. Apabila kreditur masih memiliki keyakinan bahwa wesel tagih tersebut
Akan dilunasi, maka kreditor akan mendebet piutang usaha sebesar nilai pokok wesel tagih
Ditambah bunga. Sebaliknya, apabila kreditor meyakini bahwa debetur tidak akan melunasi utangnya,
Maka kreditor akan mendebet biaya kerugian piutang atau cadangan kerugian piutang( tergantung
Apakah menggunakan metode langsung ataupun tidak langsung) tidak ada pendapatan yang diakui
Pada saat jatuh tempo wesel tagih tersebut.
Contoh Soal :
PT Mutiara memberi pinjaman kepada PT Trisna Cendeikia sebesar Rp. 200.000.000,-,
disertai dengan penerbitan wesel tagih nominal Rp. 200.000.000,-, bunga 10% per
tahun, jatuh tempo 3 tahun. Maka nilai sekarang dari wesel tagih tersebut adalah:
a) Jika tingkat bunga pasar 10%
Nilai nominal wesel tagih                                                        Rp200.000.000,00
Nilai sekarang (Present Value) dari nilai nominal :
(Rp200.000.000,00 x PVIF(n=3, i=10%)=
Rp200.000.000,00 x 0,75132             = Rp150.264.000,00
Nilai sekarang (Present Value) dari bunga :
(Rp20.000.000,00 × PVIFA(n=3, i=10% =
Rp20.000.000,00 × 2,48685)              = Rp 49.737.000,00    Rp200.001.000,00
Perbedaan (diabaikan)                                                                        Rp 1.000,00
Karena selisihnya hanya Rp. 1.000,-, maka diabaikan, artinya nilai sekarang sama
dengan nilai nominalnya yaitu Rp. 200.000.000,-.
b) Jika tingkat bunga pasar 12%
Nilai nominal wesel tagih                                                        Rp200.000.000,00
Nilai sekarang (Present Value) dari nilai nominal :
(Rp200.000.000,00 × PVIF(n=3, i=12%)=
Rp200.000.000,00 × 0,71178                                     = Rp142.356.000,00
Nilai sekarang (Present Value) dari bunga :
(Rp20.000.000,00 x PVIFA(n=3, i=12%)=
Rp20.000.000,00 x 2,40183)                          = Rp48.036.000,00     Rp190.392.600,00
Perbedaan (Disagio wesel tagih)                                                                     Rp 9.607.600,00
Nilai sekarang wesel tagih lebih kecil daripada nilai nominalnya sebesar Rp.9.607.600,-, selisih ini disebut dengan disagio wesel tagih.
c) Jika tingkat bunga pasar 8%
Nilai nominal wesel tagih                                                                    Rp200.000.000,00
Nilai sekarang (Present Value) dari nilai nominal :
(Rp200.000.000,00 × PVIF(n=3, i=8%) =
Rp200.000.000,00 × 0,79383 =                                  Rp158.766.000,00
Nilai sekarang (Present Value) dari bunga :
(Rp20.000.000,00 x PVIFA(n=3, i=8%) =
Rp20.000.000,00 x 2,57710) =                                   Rp 51.542.000,00      Rp210.308.000,00
Perbedaan (Agio wesel tagih)                                                                         Rp 10.308.000,00
Nilai sekarang wesel tagih lebih besar daripada nilai nominlanya sebesar Rp.
10.308.000,-, selisih ini disebut dengan agio wesel tagih.



2.6. Penilaian Wesel Tagih
Wesel tagih jangka pendek dicatat dan dilaporkan pada nilai bersih yang dapat
direalisasi yakni jumlah nominalnya dikurangi semua penyisihan yang diperlukan yaitu
besarnya piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih. Perhitungan dan estimasi yang
terlibat dalam penilaian wesel tagih jangka pendek sama seperti piutang, demikian pula
untuk pencatatan beban piutang yang tak tertagih sekaligus penyisihannya/cadangannya.

MENDISKONTOKAN WESEL
Yang dimaksud dengan mendiskontokan wesel adalah meminjam uang ke bank
dengan menggunakan wesel sebagai jaminan. Bunga (diskonto) wesel dihitung dengan
cara sebagaimana dalam ilustrasi .
Cara Perhitungan Bunga (Diskonto)
Bunga (Diskonto) = Nilai Jatuh Tempo x Traif Diskonto x Periode Diskonto

Pada saat perusahaan ingin mendiskontokan wesel, yang juga perlu diperhatikan
disini adalah penentuan tanggal/ hari jatuh tempo.. Tanggal jatuh tempo bisa
ditentukan berdasarkan kesepakatan bersama, yakni kreditur menentukan dan debitur
menyetujuinya dan akan berjanji membayar pada tanggal yang sudah ditentukan kreditur.
Selain itu, tanggal jatuh tempo bisa didasarkan atas janji yang ditulis sendiri oleh debitur,
atau bisa juga pada akhir periode yang ditetapkannya.
Dalam perhitungan bunga dan diskonto, satu tahun diperhitungkan selama 360 hari dan hari bunga/diskonto dihitung berdasarkan jumlahhari sesungguhnya sejak wesel diterima/didiskontokan sampai tanggal jatuh tempo.
Dalam perhitungan hari diskonto ini tanggal terjadinya transaksi tidak diperhitungkan,
tetapi tanggal jatuh temponya dihitung. Misalnya PT Harapan Sentosa mempunyai wesel
tagih dengan nominal Rp. 200.000.000,- jangka waktu 3 bulan, tertanggal 1 April 2006
didiskontokan pada tanggal 22 April dengan diskonto 10%. Periode diskonto dihitung
sebagai berikut:
22 – 30 April = 9 hari
Mei = 31 hari
Juni = 30 hari
1 Juli (Jatuh Tempo) = 1 hari
Periode Diskonto = 71 hari
Perhitungan pendiskontoan wesel dengan menggunakan contoh di atas adalah
sebagai berikut:
1. Wesel Tidak Berbunga
Jumlah uang yang diterima pada tanggal 22 April 2006 adalah:
Nilai jatuh tempo                                            Rp 200.000.000,00
Diskonto: Rp200.000.000,00 × 10% × 71/360 =        Rp3.944.444,00
Uang yang diterima                                        Rp 196.055.556,00
Pendiskontoan wesel diatas oleh pihak yang mendiskontokan wesel (PT Harapan
Sentosa) akan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Kas                                                      Rp 196.055.556,00
Beban Bunga                                      Rp 3.944.444,00
Piutang Wesel (Piutang Wesel Didiskontokan)                      Rp 200.000.000,00





2. Wesel Berbunga
Misalnya wesel di atas berbunga sebesar 12% setahun dan didiskontokan dengan
diskonto sebesar 10% setahun. Jumlah yang diterima pada tanggal 22 April 2006
adalah:
Nilai nominal wesel                                         Rp 200.000.000,00
Bunga: 12% × 3/12 × Rp200.000.000,00 =    Rp. 6.000.000,00
Nilai jatuh tempo wesel                                  Rp 206.000.000,00
Diskonto: Rp.206.000.000 × 10% × 71/360 =            Rp 4.062.778,00
Uang yang diterima                                        Rp 201.937.222,00
PT Harapan Sentosa akan mencatat pendiskontoan wesel berbunga diatas dengan
jurnal sebagai berikut:
 Kas                                         Rp 201.937.222,00
Piutang Wesel (Piutang Wesel Didiskontokan) Rp 200.000.000,00
Pendapatan Bunga (dimuka                           Rp 1.937.222,00

Kasus 1
Misal pada tanggal 1 April 2006 Ny. Rini memberikan wesel sebesar Rp.
200.000.000 kepada PT Harapan Sentosa. Jangka waktu wesel 3 bulan, tidak
berbunga. Wesel ini oleh Ny. Wati dimaksudkan untuk memperpanjang utangnya
pada PT Harapan Sentosa. Pada tanggal 22 April 2006 PT Harapan Sentosa
mendiskontokan wesel tersebut ke Bank Perdana dan dipotong diskonto 10%
setahun. Pada tanggal 1 Juli 2006 (tanggal jatuh tempo) wesel dilunasi oleh Ny.
Wati.


Kasus 2 Misalnya wesel Ny. Wati di atas berbunga 12% dan pada tanggal jatuh temponya
(1 Juli 2006 Ny. Wati tidak membayar, tetapi baru dilunasi pada tanggal 1
Agustus 2006. Bunga yang dibebankan untuk jangka waktu tunggakan 12%
setahun dari nilai nominal. Dengan adanya perubahan contoh diatas, maka jurnal
yang dibuat oleh masingmasing pihak adalah sebagai berikut:
Keterangan 1:
Nilai nominal wesel                                         Rp 200.000.000,00
Bunga: 12% × 3/12 × Rp200.000.000,00 =    Rp 6.000.000,00
Nilai jatuh tempo wesel                                  Rp 206.000.000,00
Diskonto: Rp206.000.000,00 × 10% × 71/360 =    Rp 4.062.778,00
Uang yang diterima                                        Rp 201.937.222,00
Keterangan 2:
Nilai jatuh tempo wesel                                  Rp 206.000.000,00
Denda: Rp200.000.000,00 × 12% × 1/12 =    Rp 2.060.000,00
Biaya penagihan                                              Rp 200.000,00
Jumlah yang dibayar                                       Rp 208.260.000,00









Penyelesaian Kasus 1
 Transaksi
Jurnal Ny. Wati
Jurnal PT. Haapan sentosa

1 qpril 2016
Penyerahan wesel dari Ny wati kepada PT. Harapan Sentosa
Utang Usaha 200jt
Utang wesel 200jt
Piutang Wesel 200jt
    Piutang Usaha  200jt

22 april 2016
PT Harapan mendiskonntokana wesel kepada bank Perdana dibebani diskonto 10% setahun

Kas Rp196.055jt
Beban Bunga Rp3.9jt
        Piutang wesel didiskontokan Rp200jt
Piutang wesel  200jt
      Kas 196.055.556
      Piutang bunga 3.9jt
1 juli 2006 Ny wati melunasi wese;nya kepada bank Perdana
Utang wesel   200jt
      Kas                    200jt
Piutang wesel didiskontokan  200jt
       Piutang wesel  200jt
Kas   200it
Piutang wesek 200jt












Penyelesaian Kasus 2
Transaksi
Jjurnal ny wati
Junal PT Harapan Sentosa

1 april 2006
Penyerahan wesel dari ny wati kpd PT Harapan Sentosa
Utang usaha  200jt
      Utang wesel     200jt
Piutang wesel 200jt
   Piutang Usaha  200jt

22 april 2006
PT Harapan Sentosa mendiskontokan wesel kod Bank perdana dibebani diskonto 10% setahun

Kas Rp201,9 jt
  Piutang wesel didisk 200jt
   PIutang bunga 1,9jt
Piutang wesel Rp200jt
Piutabg bung 1,9jt
Kas                RP201,9jt
! Juli 2006
Ny wati tidak melunasi weselnya. Bank menagih kepda Pt Harapan Sentosa sebesar nilai jatuh tempo+ biaya penagihan PT harapan sentosa melunasinya

Piutang usaha Rp206jt
      Kas                   Rp206j

PIutanng wesel didisk 200jt
       Piutang wesel 200jt
Kas Rp 206,2 jt
     Piutang wesel 200jt
P.bunga         6jt
B. Tagih          200rb

1 Agustus 2006 ny wati melunasi weselnya
Utang wesel   200jt
B,bunga 8.06jt
Macam2 beban 200rb
                  Kas                208.26jt
Kas Rp 208,26jt
       Piutang            Rp206,2jt
        P. Bunga         Tp 2,060jt








BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
3.1. Kesimpulan
Akuntansi piutang mempunyai hubungan yang erat dalam pengendalian
piutang khususnya dalam menagih piutang tersebut dari para debitur dan juga
risiko yang dihadapi apabila piutang tersebut tidak dapat ditagih lagi. Untuk itu,
setiap perusahaan harus lebih cermat dalam mengelola piutang perusahaan untuk
menghindari risiko tidak tertagihnya piutang usaha tersebut.

3.2. Saran
Ada beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dan hendaknya
diadakan perbaikan-perbaikan yang membutuhkan pertimbangan untuk
melaksanakannya. Untuk itu, penulis mengemukakan beberapa saran yang
diharapkan dapat membantu pihak perusahaan dalam mengatasi masalah
penanganan piutang perusahaan dan sekaligus menjadi bahan tindakan preventif
yang dapat dilakukan pada masa yang akan datang. Adapun saran-saran tersebut
adalah sebagai berikut:.
1. Sebaiknya daftar umur piutang yang dibuat perusahaan lebih memprioritaskan
penagihan terhadap piutang yang telah jatuh tempo dan mengadakan cadangan
kerugian piutang terhadap piutang yang diperkirakan tidak dapat ditagih lagi
dengan membuat persentase kerugian piutang terhadap piutang yang belum
jatuh tempo hingga piutang yang telah jatuh tempo.
2. Piutang yang dijaminkan perusahaan untuk memperoleh kredit modal kerja
harus diungkapkan dalam neraca dengan membuat catatan pendukung laporan
keuangan atas piutang yang dijaminkan oleh perusahaan tersebut.


DAFTAR PUSTAKA
Baridwan, Zaki, 1993. Intermediate Accounting, Edisi Ketujuh, Cetaka Kedua:
BPFE, Yogyakarta.
Belkaoui, Ahmed Riahi, 1993. Accounting Theory, Second Edition, Teori
Akuntansi, Alih Bahasa: Herman Wibowo, Jilid Satu, Edisi Kedua:
Erlangga, Jakarta.
Hendriksen, Eldon S., 1991. Accounting Theory, Fourth Edition, Teori
Akuntansi, Alih Bahasa: Wim Liyono, Jilid Satu, Cetakan Kelima:
Erlangga, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 1995. Standar Akuntansi Keuangan. Buku Satu:
Salemba Empat, Jakarta.
Jusup, Al. Haryono, 1994. Dasar-dasar Akuntansi. Jilid Satu, Edisi Keempat,
Cetakan Kedua: Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN,
Yogyakarta.
Simangunsong, A.O., 1995. Akuntansi Keuangan Intermediate, Tingkat Dasar
Dua, Cetakan Pertama: Dharma Karsa Utama, Jakarta.

1 komentar:

  1. Artikelnya bermanfaat dan bias membantu di dunia Pendidikan.
    saya juga teman memliki informasi mengenai wesel.

    Wesel atau promes dapat berbunga (interest bearing notes) atau tidak berbunga (non-intereset bearing notes). Untuk selengkapnya simak artikelnya.

    https://akupecintaakuntansi.blogspot.com/2018/03/cara-pelajari-wesel-tagih.html

    BalasHapus

Ads Inside Post

Disqus Shortname

Comments system